(2/2) Mati

1 September, 2010 - 134 Tanggapan


Harimau mati ninggalin belang,
Gajah mati meninggalkan gading,
Orang mati meninggalkan apa-yah?

Kemarenan teman muslimku omong keras melalui maik Jumat, bahwa setiap org mati meninggalkan minimal tiga hal:
1. Keluarga; 2. Harta; 3. Amal Soleh.



Cek :
1. Meninggalkan keluarga:
Memang betul, jika tidak meninggalkan keluarga, maka orang akan tanda tanya terus ttg  siapa dia, dari mana asalnya, mana sanak saudaranya. Bila tak ada maka disimpukan saja sebagai org yg tak waras atau tak lengkap (not all there). Biasanya tiga decakan cukup utk berbela sungkawa sekenanya bagai kpd binatang mati !

2. Meniggalkan harta :
Barang kali hal ini salah, jika harta harus dapat dikonversikan ke uang, karena ada saja orang mati yg tidak punya harta selain sampah atau malah punya utang yg lebih besar dari pada hartanya, yg berarti dia tidak meninggalkan harta. Mungkin orang  akan misu-misu karena bakalan nggak terbayar utang si mati, atau malah utangnya niban ke keluarganya yg hrs mempertanggungjawabi utangnya itu.

3. Meninggalkan amal Soleh:
Barang kali ini betul, jika kejahatan juga bisa termasuk amal soleh yang nilainya negatip. Artinya, apapun perlakuannya adalah amal soleh. Besar-kecil atau positip-negatip dapat dikenakan kepada amal soleh itu. Jika tidak bisa demikian berarti bisa ada orang mati tanpa meninggalkan amal soleh.

Lalu usulku gini kepadanya :
Org mati seharusnya, bukan minimal,
Tapi meninggalkan hanya 3 hal saja:

1. Keluarga – atau silsilah, origin.
Saudara dekat/jauh/pernah dll.

2. Nama – atau atas nama, cv, profil
Porto folio,  hutang piutang, dll.

3. Dampak – atau aksi/reaksi, spiritual.
Bisa jadi warga sekitarnya spontan heppi karena biang reseh telah mati. Atau sebaliknya, tetangga itu malah sedih mengenang jasanya yg tak terkira bagi lingkungan. Dia dipuja, dirindukan dan diteladani.

Kukroscek :
1. Keluarga itu cantolan tubuh.
2. Nama adalah kreasi jiwa.
3. Dampak ialah aksi roh.

Jika satu dari tiga hal itu tak ada,
Maka semuanya menjadi percuma sia2.
Itu mati bagai binatang saja.

Usulku di atas tidak bisa diterima oleh temanku itu. Dia mengatakan bahwa paket itu tidak bisa diubah saenake, karena hal itu adalah kalimat paten dari saudara … (ah, aku lupa tokohnya).

Salam Pikir Tiga!