(3/3) Berpikir lintas mata telinga
11 Desember, 2009

Mendengar untuk belajar berkata,
Melihat adalah utk belajar bekerja.
Mendengar-melihat belajar berpikir.

Bicara adalah awal berpikir
Berpikir adalah awal bekerja
Bekerja adalah awal menjadi

JADI LAH RAHMATILALAMIN


Semua kata itu bergambar, semua gambar pun berkata.
Data kata masuk lintas telinga, data gambar masuk lintas mata.
Lalu-lintas data kata dan gambar itu lah membuat kita bicara.

Mendengar selintas terlihat sekilas.
Ilustrasi bagus kureka dari Fay yg ceria,
Seorang sobat perempuan yang tak lebih.

Mungkin saat itu,
Fay sangat lelah karna bergadang bukan berdagang,
Tapi karna berdendang dalam tulisan artikel gadang,
Walau besoknya adalah kuliah kejam menghadang.

Pagi itu dia separuh berlari menuju ke ruang kuliah.
Duduk anggun senyum pipit mulai ngantuk slowli banget.
Masih terdengar suara penuturan, kelopak mata mulai tutup.

Tiba-tiba suara …
“Fayyyy, houy!!!” Namanya bergaung di ruang lintas telinga.
Telihat selintas dirinya jatuh di tengah tanah lapang rumput.

Kaget lah!

Yang mengaum itu adalah Dosen, yg jatuh itu ialah pulpen.
Fay rada nunduk mengatur ulang senyum pipitnya yg rusak.
Malu lah kan? Ya, lah tentu!

Demikian lah tragedi selintas Fay
Pada selintas dengar selintas lihat.
On one time in her.

Mendengar adalah lebih dulu bisa dari pada melihat.
Melihat itu lebih dulu habis dari pada mendengar.
Tapi mereka yg maya tak ada habis-habis, keknya.

Mereka abadi berfibrasi
Di Surga pun juga di Neraka.

Gambar-gambar itu mulai nyata.
Suara-suara itu mulai serasa.
Dari data mata data telinga.

Demikian pun kita pasti punya data
Data peng-alam-an yg memalukan.

Bercermin lah sering agar kita tak malu
Saat menutup-mata; Mati keren maksudku.

Kesimpulan sementara
Berpikir lintas mata telinga 1 s/d 3:

Mata dan telinga adalah perangkat input data.
Data mata dan data telinga itu kompatebel.
Tidak hrs ada interlocking di antara mereka.

Data bisa masuk dari mana saja ke diri ini.
Tapi tak semua data menjadi data pikir.
Kecuali bila telah biasa dipaksa mikir.

Itu lah gunanya sekolah dan atau merantau,
Mata dan telinga terlatih fokus dan peka,
Sehingga terbiasa paksa berpikir data.

Wajah adalah sumber pembelajaran tau kita.
Gambar dan kata adalah getar pancaran data.
Resonansi hati menyimpan data sahih.
Data trengginas tersimpan di dlm otak.
Data primitif terserap di kitaran kulit.

Bole juga gini simpulnya:
— Data Illahi tersimpan di hati
— Data duniawi tersimpan di otak
— Data alami ada di kitaran kulit
Gitu kali pasnya!

Demikian, sobat.
Berpikir lah untuk menjadi.
Itu lah kesimpulan seri berpikir kita.

Mungkin ada guna, semoga lah ada.
Demi menuju gerbang keabadian
Abadi penglihatan dan pendengaran.

Salam Damai!

NB:
Fay sobat yg masih marah kepadaku.
Karena aku terlalu menghinanya???
Aku sih sayang sip aja kepadanya!
Sorry, Fay! You are in my prayer!
https://tertiga.wordpress.com/2009/04/27/inspirasi-sasie-kirana/#comment-239